29 Februari 2008

Perdana Menteri Jepang ngeri terhadap buruh Indonesia.

Hari ini di harian Kompas ada berita bahwa PM Jepang menyatakan kepada Wapres Kalla bahwa dia merasa ngeri terhadap sikap buruh Indonesia. Ini merupakan bukti bahwa industri kita tidak kompatibel dengan industri dunia terutama dengan Jepang. Organisasi buruh di Indonesia merupakan perpanjangan dari gerakan buruh international dimana ada pertentangan kelas antara buruh dan majikan. Majikan pada sistim kapitalis adalah para kapitalis yang tujuannya adalah memupuk kekayaan sebanyak banyaknya sehingga pendapatan buruh dianggap sebagai bagian biaya yang harus ditekan bila harus untung besar, sedangkan buat kaum buruh, gaji adalah biaya hidup yang tidak pernah cukup. Kondisi ini menghasilkan pertentangan kepentingan. Untuk menghadapi para kapitalis ini, kaum buruh harus bersatu dalam gerakan yang terorganisir bila berhadapan dengan majikan. Karena kondisi ini berlaku di seluruh dunia, maka dianjurkan kaum buruh membentuk gerakan yang mendunia. Industri Indonesia masih bersifat kapitalistik sehingga menghasilkan organisasi buruh seperti yang ada di negeri barat.
Jepang sejak Perang Dunia II telah merevisi falsafah barat yang materialistik menjadi pro kemanusiaan dalam pelaksanaan industri mereka, sesuai jatidiri bangsa timur. Buruh dan majikan yang sama sama manusia bukan bertentangan tetapi bersinergi. Mereka secara bersama sama memajukan usaha dan hasilnya dibagi sesuai kesepakatan. Sistim perburuhan seperti ini menghasilkan organisasi buruh yang berbasis perusahaan, yang lebih damai dan bersemangat, berbeda dengan kita dimana organisasi buruh bersifat nasional.
Perbedaan sistim inilah yang menyebabkan kondisi perburuhan kita menjadi tidak kompatibel dengan industri Jepang, yang menyebabkan PM Jepang ngeri terhadap kaum buruh Indonesia.
Sudah waktunya kita sebagai bangsa harus merobah paradigma kapitalistik pada industri kita menjadi paradigma sinergis yang sangat cocok dengan budaya timur yang menjunjung tinggi kemanusiaan.
Kita harus melakukan revolusi industri dan merevisi paradigma kapitalistik menjadi paradigma sinergis yang dapat dilaksanakan melalui Industri Manufaktur Berbasis Syariah.

Tidak ada komentar: