Problem kita saat ini adalah kemiskinan yang disebabkan pengangguran dan rendahnya produktivitas bangsa ini. Kedua masaalah ini hanya dapat ditanggulangi dengan membuka lapagan usaha industri baru yang akan berdampak positif terhadap ketersediaan lapangan kerja.
Ada dus cara pengembangan lapangan usaha yaitu pembentukan konglomerat yang akan memberi lapangan kerja dan pengembangan usaha industri kecil.
Indonesia sebuah negara yang masih belum berkembang industrinya sebaiknya mengembangkan industri kecil sebanyak banyaknya dulu, kemudian industri kecil yang banyak ini, disamping langsung dapat menyediakan lapangan kerja, juga akan menjadi inkubator lahirnya industri yang lebih besar. Banyaknya industri kecil akan mempermudah merajut kerja sama antara usaha industri besar dan industri kecil dalam bentuk sub kontraktor dalam usaha menekan biaya produksi
Masaalahnya sekarang, bagaimana membuka lapangan usaha industri kecil sebanyak mungkin.
Ada tiga aspek dalam usaha membuka usaha industri kecil ini:
1.Memilih industri kecil yang akan dikembangkan
2. Pendekatan pengembangan
3. Cara pengembangan
1. Memilih macam industri kecil yang akan dikembangkan.
Revolusi industri telah mengantarkan dunia ini kedalam perubahan yang spektakuler dimulai dari Inggeris pada pertengahan abad XVIII. Sebelumnya rata rata pendapatan perkapita dunia sebesar 600 dollar yang telah berlangsung berabad abad. Revolusi industri telah mengubah besaran rata rata pendapatan per kapita dunia sekitar 10 kali lipat hanya dalam waktu 250 tahun, dari 600 dollar pada tahun 1750 menjadi 6000 dollar pada tahun 2000.
Kenapa terjadi perkembangan spektakuler ini?
Revolusi industri antara lain telah mengubah cara pelaksanaan industri dari cara lama menjadi cara moderen atau dengan kaca mata sekarang mengubah dari cara primitif ke cara moderen.
Sebelum revolusi industri, kegiatan industri hanya mengenal industri kerajinan yang bertumpu pada kompetensi manusia dalam berproduksi, seperti membuat tembikar, menenun kain. Revolusi telah berhasil memindahkan kompetensi berproduksi dari kompetensi manusia ke kompetensi mesin. Pemindahan ini menjadikan industri kerajinan menjadi primitif.
Dahsyatnya dampak pemindahan kompetensi ini dapat dilihat dari kalimat dibawahini:
Manusia tidak dapat terbang, tetapi mesin buatan manusia dapat menerbangkan manusia sampai ke bulan.
Industri yang mengandalkan kompetensi yang moderen ini disebut industri manufaktur.
Kelemahan industri handicraft yang primitif terletak pada kapasitas yang rendah, jenis produk yang terbatas, penciptaan nilai tambah yang rendah dan yang paling mematikan adalah sulitnya pemasaran, karena keputusan memproduksi ditentukan oleh apa yang dapat dibuat dan bukan apa yang dibutuhkan pasar. Berapa banyak orang yang akan membeli gagang keris yang indah, atau berapa banyak orang akan membeli keranjang anyaman rotan, mebel dari kayu kelapa yang diukir, dibandingkan dengan kebutuhan akan handphone, komputer, sepeda motor, mobil?
Kalau kita ingin maju, tatapikir kita harus segera berubah ke cara moderen dalam bidang
industri.
Di negara maju industri handicraft telah dipindahkan dari ranah ekonomi ke ranah kebudayan, kesenian dan pendidikan. Untuk ranah ekonomi mereka telah menetapkan menggunakan cara moderen yaitu cara manufaktur.
Kesimpulan yang dapat ditarik adalah: kita akan memilih industri manufaktur untuk jadi lapangan usaha indsutri kita dan bukan industri handicraft.
2. Pendekatan pengembangan.
Diatas kita telah memilih cara moderen untuk dijadikan metode pendekatan.
Untuk dapat menghayati cara moderen ini sebaiknya kita mngikuti ilustrasi kedahsyatan cara moderen di bawah ini.
Hanya dalam waktu lima tahun, ada seratus limapuluh juta orang Indonesia manjadi mampu ber sms, tanpa ada pelatihan khusus untuk itu.
Ini terjadi karena jasa dari adanya handphone. Dalam proses pemberdayaan ini, handphone berfungsi sebagai modul. Modul ini terdiri atas tiga unsur, pertama unsur hardware yaitu handphone itu sendiri. Kedua, berupa software yaitu kemampuan handphone itu mengirim sms, dan ketiga adalah program yaitu aturan yang harus diikuti step by step agar sms ini dapat terkirim. Tiga unsur ini menjadi nyawa dari modul tersebut.
Belajar dari ceritera di atas, maka jika ingin memberdayakan orang berilah dia modul. Seseorang diberi modul berupa mesin fotocopy akan mudah membuka warung jasa fotocopy. Seseorang diberi alat pengering akan dapat membuka usaha pengeringan yang saat ini menjadi problem nasional yang belum terurus. Kalau paradigma modul ini sudah melekat pada pikiran kita, akan mudah buat kita untuk mengembangan industri kedepan karena, pabrik itu adalah kumpulan modul modul yang diarahkan membuat produk yang komponen pembangun produknya banyak.
Bukankah modul modul ini sudah banyak beredar sekarang ini?
Betul sekali, namun modul modul tersebut didesain untuk kepantingan pembuat modul untuk memandu kita jadi konsumen produk mereka. Kita harus mendesain modul kita sesuai dengan kebutuhan kita karena hanya kita yang tahu. Selama inikita berdansa dengan lagu orang lain, bukan dalam lagu kita sendiri.
3. Cara pengembangan.
Kita harus mendesain modul modul kita sesuai dengan kebutuhan riil kita.
Modul modul ini harus dimiliki oleh calon usahawan, sebagai modal usaha. Pemilikan modul ini dapat dipermudah dengan meniru penjualan sepeda motor. Sepeda motor yang cost center saja laku keras apalagi modul yang profit center.
Seluruh instansi pemerintah yang berkaitan dengan teknologi, perindustrian, penelitian dan perguruan tinggi difokuskan menjadi sebuah kesatuan aksi untuk menyediakanmodul modul yang dibutuhkan. Kewajiban pemerintah membantu swasta untuk menndapat modul dan memilikinya danbiarkan sistim yang akan bekerja seperti contoh sms diatas.
Selamtmemakmurkanbangsa.
20 Juni 2009
18 Juni 2009
EKONOMI ISLAM
Ada dua peristiwa di dunia ini yang sangat mempengruhi kemajuan manusia baik dalam ahlak maupun dalamkehidupanekonomi.
Peristiwa pertama adalah lahirnya agama Islam yang mengubah peradaban dunia dari situasi jahiliyah menjadi beradab. Perubahan ini sangat berpengaruh terhadap perilaku manusia di dunia.
Peristiwa kedua adalah lahirnya revolusi industri pada pertengahan abad XVIII yang dimulai dari Inggeris. Revolusi ini memperkenalkan cara moderen dalam pelaksanaan industri yang merupakan motor kegiatan ekonomi, dan menjadikan pendekatan ekonomi sebelumnya menjadi primitif. Hanya dalam waktu dua setengah abad dari tahun 1975 sampai tahun 2000, rata rata pendapatan per kapita dunia berkembang dari 600 dollar yang sudah berlaku berabad abad menjadi sekitar 6.000 dollar. Sebuah perkembangan yang spektakuler.
Namun perkembangan spektakuler ini ternyata pada saat ini mulai dirasakan kemudharatannya dari pada manfaatnya. Ini terjadi karena penghayatan ekonomi hanya berputar pada urusan materi untuk kepentingan manusia semata. Ini dapat dilihat mulai dari definisi ekonomi sampai teori pendukungnya seperti teori tentang pasar, teori tentang moneter, teori tentang industri dan seterusnya, semua berkaitan dengan materi untuk kepentingan manusia saja. Kita baru kaget setelah menyadari tentang kesalahanini setelah alam mulai memberontak dalam bentuk yang nyata antara lain pemanasan global dan mulai habisnya sumber energi tak terbarukan.
Dalam agama Islam, Allah melihat kehidupan alam semesta ini sebagai sebuah kesatuan yang utuh, karena alam semesta ini milikNya. Untuk memelihara dan memanfaatkannya untuk kepentingan alam semesta, Allah membuat keputusan, menunjuk manusia sebagai sebagai khalifatullah fil ard dengan job discription, memelihara dan memanfaatkan harta Allah yang ada di bumi dab yang ada dilangit untuk kesejahteraan alam semesta dimana manusia berada di dalamnya.
Buat penganut agama Islam yang bertaat azas, akan melihat bahwa kegiatan ekonomi adalah merupakan program dari pelaksanaan job discription sang kahalifatullah fil ard, yaitu memelihara dan memanfaatkan harta Allah untuk kesejahteraan alam semesta. Ini merupakan perluasan cakupan teori ekonomi yang berlaku saat ini dan insya Allah kemudharatan yang kita alami sekarang ini akan berubah jadi manfaat. Ini yang barangkali disebut sebagai ekomi,i syariah.
Untuk selanjutnya terserah kapada para pakar ekonomi Islam untuk mengelaborasi turunan kebijakan dari teori ekonomi syariah ini.
Salah satu doktrin yang lagi dikembangkan saat ini berdasarkan visi diatas, adalah doktrin Industri Manufaktur Berbasis Syariah (IMBAS) yang benjadi topik utama dalam blog ini.
Peristiwa pertama adalah lahirnya agama Islam yang mengubah peradaban dunia dari situasi jahiliyah menjadi beradab. Perubahan ini sangat berpengaruh terhadap perilaku manusia di dunia.
Peristiwa kedua adalah lahirnya revolusi industri pada pertengahan abad XVIII yang dimulai dari Inggeris. Revolusi ini memperkenalkan cara moderen dalam pelaksanaan industri yang merupakan motor kegiatan ekonomi, dan menjadikan pendekatan ekonomi sebelumnya menjadi primitif. Hanya dalam waktu dua setengah abad dari tahun 1975 sampai tahun 2000, rata rata pendapatan per kapita dunia berkembang dari 600 dollar yang sudah berlaku berabad abad menjadi sekitar 6.000 dollar. Sebuah perkembangan yang spektakuler.
Namun perkembangan spektakuler ini ternyata pada saat ini mulai dirasakan kemudharatannya dari pada manfaatnya. Ini terjadi karena penghayatan ekonomi hanya berputar pada urusan materi untuk kepentingan manusia semata. Ini dapat dilihat mulai dari definisi ekonomi sampai teori pendukungnya seperti teori tentang pasar, teori tentang moneter, teori tentang industri dan seterusnya, semua berkaitan dengan materi untuk kepentingan manusia saja. Kita baru kaget setelah menyadari tentang kesalahanini setelah alam mulai memberontak dalam bentuk yang nyata antara lain pemanasan global dan mulai habisnya sumber energi tak terbarukan.
Dalam agama Islam, Allah melihat kehidupan alam semesta ini sebagai sebuah kesatuan yang utuh, karena alam semesta ini milikNya. Untuk memelihara dan memanfaatkannya untuk kepentingan alam semesta, Allah membuat keputusan, menunjuk manusia sebagai sebagai khalifatullah fil ard dengan job discription, memelihara dan memanfaatkan harta Allah yang ada di bumi dab yang ada dilangit untuk kesejahteraan alam semesta dimana manusia berada di dalamnya.
Buat penganut agama Islam yang bertaat azas, akan melihat bahwa kegiatan ekonomi adalah merupakan program dari pelaksanaan job discription sang kahalifatullah fil ard, yaitu memelihara dan memanfaatkan harta Allah untuk kesejahteraan alam semesta. Ini merupakan perluasan cakupan teori ekonomi yang berlaku saat ini dan insya Allah kemudharatan yang kita alami sekarang ini akan berubah jadi manfaat. Ini yang barangkali disebut sebagai ekomi,i syariah.
Untuk selanjutnya terserah kapada para pakar ekonomi Islam untuk mengelaborasi turunan kebijakan dari teori ekonomi syariah ini.
Salah satu doktrin yang lagi dikembangkan saat ini berdasarkan visi diatas, adalah doktrin Industri Manufaktur Berbasis Syariah (IMBAS) yang benjadi topik utama dalam blog ini.
17 Juni 2009
SYARIAHPRENEUR
Ratio entrepreneur terhadap penduduk sebuah negara yang ideal adalah 2%. Indonesia katanya baru memiliki ratio 0,18 dan karena itu ekonomi kita jauh tertinggal dari kebanyakan negara di dunia. Karena itu pada saat ini, banyak usaha yang dilakukan usaha menumbuhkan entrepreneurship di negeri ini.
Dalam rangka pembentukan entrepreneurship ini, harus jelas, enterepreneur seperti apa yang akan kita hasilkan.
Orang muslim percaya bahwa manusia ditugaskan Allah menjadi khalifatullah fil ard dengan tugas memelihara harta Allah yang ada di bumi dan yang ada di langit dan memanfaatkan untuk sebesar besarnya kesejahteraan alam semesta, dimana manusia terdapat didalamnya.
Sebagai khalifah, manusia dalam melaksanakan tugasnya tidak dapat lepas dari sifat sifat Allah yang diwakilinya sebut saja beberapa seperti penuh cinta dan kasih sayang, adil, memberi problem solving, dimana sebagai seorang muslim tahu betul kebesaran Allah yang diwakilinya di bumi ini.
Seorang enterpreneur dituntut mengerti lebih dalam tentang kekhalifaan ini, ketimbang orang awam..
Seorang yang memilih menjadi entrepreneur otomatis akan melaksanakan syariahpreneur yaitu kewirausahaan yang bersumber dari Al Quran dan Sunnah karena dia adalah seorang khalifah.
Syariahpreneur adalah kewirausahaan yang dilandasi tauhid, khilafah dan keadilan dalam pelaksanaannya. Seorang syariahpreneur bertugas memberi jawaban terhadap problem manusia. Makin banyak manusia yang terlbat dalam problem yang ditanggulangi, makin besar karya dari sang syariahpreneur, dan makin besar reward yang dia terima baik di dunia maupun di akhirat.
Karena begitu besar dan luas tugas yang dibebankan Allah kepadanya, seorang syariahpreneur harus berani, artinya tidak ada yang ditakuti kecuali Allah, harus cerdas, harus mampu menata urutan prioritas, mampu berlaku adil, kepada Allah, kepada alam, kepada manusia dan kepada dirinya sendiri, mampu membuat keputusan yang cepat dan tepat. Semuanya dijalankan dengan penuh kasih sayang dengan keteguhan hati karena percaya bahwa Allah selalu bersamanya.
Karena besar dan luasnya tantangan, seorang syariahpreneur akan mudah memilih bidang yang akan dia geluti sesuai dengan kemampuannya. Begitu kemampuannya meningkat, tantangannyapun dapat ditingkatkan dan seterusnya.
Dalam rangka pembentukan entrepreneurship ini, harus jelas, enterepreneur seperti apa yang akan kita hasilkan.
Orang muslim percaya bahwa manusia ditugaskan Allah menjadi khalifatullah fil ard dengan tugas memelihara harta Allah yang ada di bumi dan yang ada di langit dan memanfaatkan untuk sebesar besarnya kesejahteraan alam semesta, dimana manusia terdapat didalamnya.
Sebagai khalifah, manusia dalam melaksanakan tugasnya tidak dapat lepas dari sifat sifat Allah yang diwakilinya sebut saja beberapa seperti penuh cinta dan kasih sayang, adil, memberi problem solving, dimana sebagai seorang muslim tahu betul kebesaran Allah yang diwakilinya di bumi ini.
Seorang enterpreneur dituntut mengerti lebih dalam tentang kekhalifaan ini, ketimbang orang awam..
Seorang yang memilih menjadi entrepreneur otomatis akan melaksanakan syariahpreneur yaitu kewirausahaan yang bersumber dari Al Quran dan Sunnah karena dia adalah seorang khalifah.
Syariahpreneur adalah kewirausahaan yang dilandasi tauhid, khilafah dan keadilan dalam pelaksanaannya. Seorang syariahpreneur bertugas memberi jawaban terhadap problem manusia. Makin banyak manusia yang terlbat dalam problem yang ditanggulangi, makin besar karya dari sang syariahpreneur, dan makin besar reward yang dia terima baik di dunia maupun di akhirat.
Karena begitu besar dan luas tugas yang dibebankan Allah kepadanya, seorang syariahpreneur harus berani, artinya tidak ada yang ditakuti kecuali Allah, harus cerdas, harus mampu menata urutan prioritas, mampu berlaku adil, kepada Allah, kepada alam, kepada manusia dan kepada dirinya sendiri, mampu membuat keputusan yang cepat dan tepat. Semuanya dijalankan dengan penuh kasih sayang dengan keteguhan hati karena percaya bahwa Allah selalu bersamanya.
Karena besar dan luasnya tantangan, seorang syariahpreneur akan mudah memilih bidang yang akan dia geluti sesuai dengan kemampuannya. Begitu kemampuannya meningkat, tantangannyapun dapat ditingkatkan dan seterusnya.
27 April 2008
SYARIAH BASED MANUFACTURING INDUSTRY
A WAY FOR MOSLEM TO BETTER LIVING STANDARD.
Introduction
Syariah in Islamic contect are what Allah and Rasulullah Muhammad asked to do by moslem that stated in the Holy Qur'an and Sunnah, in order to obtain the best live now and afterwards.
There are three domains of syariah. First domain is the universal syariah that recognize by every human beeing such as freedom, justice, brotherhood, saving onvironment. helping each other etc. The second domain, is what recognized only by moslem as rukun Islam and rukun iman, and the third domain is recognized only by a certain parts of moslem society.
Syariah Based Manufacturing Industry (SBMI) adopt the first domain of syariah, we call universal syariah, to fulfill Islam function as "rahmatan lil 'alamin"
SBMI put the welfare of mankind as a single objective, based on the function of kalifatullah fil ard.
The obyective translated into excellent service toward the society by evenly distributed of income by profit sharing scheme between empyoyees and employer, evenly distributed the opportunity to do business through the sub-contracting scheme, and evenly distributed opportunity to own the share of the company, by restricting domination of majority in ownership of the company.
To fulfill the best service to the society, industry should increase the quality of product by putting down the defect of product up to zero defect, putting down the cost of production by for instsnce sub-contracting scheme, just in time delivery and after sales service of the product. The competence of industry should be upgraded by everlasting improvement.
All this activities should be regarded as jihad activity.
The obyective also should be translated to save the invironment, that based on tjhe function of khalifatullah fil ard
Manufacturing industry is the new way of production introduced during industrial revolution movement, developed by US American entrepreneurs to replace the handicraft way of production.
Handicraft way of production mostly depends on personal skill, so the entry to this kind of production way become restricted. Handicraft main consideration to enter the production based on besides the personal skill also on the raw material and not bansed on market needs. That is why the handicraft products facing difficulty in the market.
In its early beginning, industrial revolution introduced the benefitting machine to do the work and people just manage the process.
People cannot fly but the machine created by people, what we call aeroplane, makes hundreds of people fly. This the proof of how powerfull the machine compared to human beeing, and it also as a proof how powerfull the manufacturing way compared to handicraft way.
The manufacturing process in production, discript the product into components, and production process start from producing components with a high precission measures. This discripton, make the production process easier, due to the fact that producing components are easier than producing the end product. Preoducing component could be done by common people by using jigs and fixtures to obtain the precission in big quantity, make the assembling prosess to build the end product would be smoothly done. That is why the capacity of manufacturing producton way, could be freeky increased fulfilling the market needs.
The skill of discriptioning the product into components derived the new skill to build a new product by combin ing several function of products to obtain higher value added one, This kind of skill skill allow people to produce a new product that could fulfill the market needs, such as cars, television sets, even the outerspace vehicle.
The progress in production, yielding bigger margin, and bigger margin, enable to develop the higher technological ability, and th is higher technological ability, make progress in production again, and the process goes on and on and on again.
Why manufacturing?
The difference between handicraft and manufacturing, lais on the acces of entry to the industry. In handicraft the entry to the job restricted by high qualification of craftmanship, while in manufacturing no hihg craftmanship needed. Worker in manufacturing just follow the instruction stated in the system of production, allow more common people to join the work.
The latest movement on industrial revolution is the changing of capitalistic system to a more humanistic system in industry, pioneered by Japanese industry after The Second World War.
Japan industry changed the western philosophy of materialism to humanity as a eastern philosophy. This change in philosophy produced new approaches in industrial management.
First they changed the Labour- Managemet Relationships (LMR). In capilistic system, there are a antagonistic interest between labour and management, where the management press the income of labour seeking the lower cost of production, while the labour want higher pay. This antagonistic situation not only consume a lot of energy to maintain, but also creates a demotivation for labour to support the company success.
Japan industry changed this antagonistic relationship into synergic relationship between labour and management, where the management and labour hand in hand in full motivated situation to fight for company success. A certain part of margin are ditributed to the worker according to agreement between labour and management. The margin share received by labour as a yearly bonus. In evenly distributed income also they develop the wage scheme that the ratio between the higher rangking and the lowest one cannot exceed a certain figure.
Secondly they evenly distributed the opportunity to do the job by sub-contractor scheme, and the third is preventing the domination of majority in ownership.
Syariah Based Manufacturing Industry, SBMI, is an idustrial doctrine, bench marking Japanese way of coducting their industry, based on universal syariah.
Introduction
Syariah in Islamic contect are what Allah and Rasulullah Muhammad asked to do by moslem that stated in the Holy Qur'an and Sunnah, in order to obtain the best live now and afterwards.
There are three domains of syariah. First domain is the universal syariah that recognize by every human beeing such as freedom, justice, brotherhood, saving onvironment. helping each other etc. The second domain, is what recognized only by moslem as rukun Islam and rukun iman, and the third domain is recognized only by a certain parts of moslem society.
Syariah Based Manufacturing Industry (SBMI) adopt the first domain of syariah, we call universal syariah, to fulfill Islam function as "rahmatan lil 'alamin"
SBMI put the welfare of mankind as a single objective, based on the function of kalifatullah fil ard.
The obyective translated into excellent service toward the society by evenly distributed of income by profit sharing scheme between empyoyees and employer, evenly distributed the opportunity to do business through the sub-contracting scheme, and evenly distributed opportunity to own the share of the company, by restricting domination of majority in ownership of the company.
To fulfill the best service to the society, industry should increase the quality of product by putting down the defect of product up to zero defect, putting down the cost of production by for instsnce sub-contracting scheme, just in time delivery and after sales service of the product. The competence of industry should be upgraded by everlasting improvement.
All this activities should be regarded as jihad activity.
The obyective also should be translated to save the invironment, that based on tjhe function of khalifatullah fil ard
Manufacturing industry is the new way of production introduced during industrial revolution movement, developed by US American entrepreneurs to replace the handicraft way of production.
Handicraft way of production mostly depends on personal skill, so the entry to this kind of production way become restricted. Handicraft main consideration to enter the production based on besides the personal skill also on the raw material and not bansed on market needs. That is why the handicraft products facing difficulty in the market.
In its early beginning, industrial revolution introduced the benefitting machine to do the work and people just manage the process.
People cannot fly but the machine created by people, what we call aeroplane, makes hundreds of people fly. This the proof of how powerfull the machine compared to human beeing, and it also as a proof how powerfull the manufacturing way compared to handicraft way.
The manufacturing process in production, discript the product into components, and production process start from producing components with a high precission measures. This discripton, make the production process easier, due to the fact that producing components are easier than producing the end product. Preoducing component could be done by common people by using jigs and fixtures to obtain the precission in big quantity, make the assembling prosess to build the end product would be smoothly done. That is why the capacity of manufacturing producton way, could be freeky increased fulfilling the market needs.
The skill of discriptioning the product into components derived the new skill to build a new product by combin ing several function of products to obtain higher value added one, This kind of skill skill allow people to produce a new product that could fulfill the market needs, such as cars, television sets, even the outerspace vehicle.
The progress in production, yielding bigger margin, and bigger margin, enable to develop the higher technological ability, and th is higher technological ability, make progress in production again, and the process goes on and on and on again.
Why manufacturing?
The difference between handicraft and manufacturing, lais on the acces of entry to the industry. In handicraft the entry to the job restricted by high qualification of craftmanship, while in manufacturing no hihg craftmanship needed. Worker in manufacturing just follow the instruction stated in the system of production, allow more common people to join the work.
The latest movement on industrial revolution is the changing of capitalistic system to a more humanistic system in industry, pioneered by Japanese industry after The Second World War.
Japan industry changed the western philosophy of materialism to humanity as a eastern philosophy. This change in philosophy produced new approaches in industrial management.
First they changed the Labour- Managemet Relationships (LMR). In capilistic system, there are a antagonistic interest between labour and management, where the management press the income of labour seeking the lower cost of production, while the labour want higher pay. This antagonistic situation not only consume a lot of energy to maintain, but also creates a demotivation for labour to support the company success.
Japan industry changed this antagonistic relationship into synergic relationship between labour and management, where the management and labour hand in hand in full motivated situation to fight for company success. A certain part of margin are ditributed to the worker according to agreement between labour and management. The margin share received by labour as a yearly bonus. In evenly distributed income also they develop the wage scheme that the ratio between the higher rangking and the lowest one cannot exceed a certain figure.
Secondly they evenly distributed the opportunity to do the job by sub-contractor scheme, and the third is preventing the domination of majority in ownership.
Syariah Based Manufacturing Industry, SBMI, is an idustrial doctrine, bench marking Japanese way of coducting their industry, based on universal syariah.
10 Maret 2008
PENGARUH REVOLUSI INDUSTRI TERHADAP PETANI DAN NELAYAN.
Lazimnya sebuah revolusi, revolusi industri dilakukan oleh rakyat banyak yang ingin merubah kehidupannya menjadi lebih makmur, untuk itu ikutilah tulisan dibawah ini.
Bangsa kita mayoritas berprofesi sebagai petani dan nelayan, diakibatkan oleh karena kita belum melaksanakan revolusi industri seperti negara maju.
Namun kita sudah dapat melaksanakan revolusi tahap awal seperti yang terjadi di Inggeris pada pertengahan abad XVIII, yaitu merubah ketergantungan kegiatan ekonomi dari penggunaan tanaga yang disediakan oleh alam seperti tenaga air, panas matahari, tenaga hewan, tenaga manusia, menjadi ketergantungan terhadap tenaga buatan manusia yaitu mesin dalam hal ini adalah mesin uap.
Hal ini dapat terjadi di Inggeris dan Eropa umumnya karena dorongan semangat untuk menaklukan alam.
Semangat ini menghasilkan sebuah mindset, bahwa pekerjaan yang dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia dibantu tenaga alam sudah harus diganti dengan tenaga buatan manusia yaitu mesin demi peningkatan prodiktivitas.
Kita yang belum melaksanakan revolusi industri, masih setia menggantungkan kegiatan ekonomi kita pada tenaga dan belum menukar mindset kita menjadi ketergantungan terhadap mesin, sehingga produktivitas kita masih rendah.
Dengan merubah ketergantungan ini, kita telah memulai sebuah revolusi industri walaupun masih dalam tahap awal.
Sebagai ilustrasi dari kehebatan mesin dibandingkan dengan tenaga manusia, manusia tidak bisa terbang, tetapi mesin buatan manusia dapat menerbangkan ratusan manusia sekaligus.
Salah satu contoh penggunaan mesin yang sederhana tetapi dapat mencegah pemborosan malah dapat dijadikan usaha peningkatan pendapatan adalah proses pengeringan.
Kebiasaan masyrakat kita kalau ingi mengeringkan sesuatu produk, terpaku dalam menggunakan panas matahari. Hasil pertanian, perkebunan dan perikanan selalu dikeringkan dengan sinar matahari. Celakanya jika sinar matahari tidak muncul, banyak hasil pertanian, perkebunan dan perikanan menjadi busuk yang berarti kerugian besar. Dapat dibayangkan berapa juta ton padi dan produk pertanian lainnya yang rusak karena tidak kering. Berapa banyak ikan yang menjadi busuk karena tidak dapat dikeringkan dan berapa juta ton produk perkebunan yang mutunya rendah karena kesalahan proses pengeringan.
Sampai saat ini kerugian besar ini masih kita pandang sebagai nasib yang tidak dapat dirobah karena kita belum merobah mindaset kita yang sudah kedaluwarsa.
Proses pengeringan banyak ditentukan oleh tiupan angin pada permukaan barang yang akan dikeringkan. Makin banyak angin yang ditiupkan dan makin tinggi kecepatannya, makin cepatlah proses pengeringan itu. Kartena dalam proses ini terjadi penguapan, maka barang yang dikeringkan akan turun suhunya sehingga menyulitkan pengapan. Untuk mengatasi penurunan suhu ini, angin yang ditiupkan harus dipanasi.
Cara kerjanya adalah dengan menggunakan kipas angin besar dan ditiupkan kearah produk yang akan dikeringkan dengan melewatkannya terlebih dahulu kedalam sebuah radiator air panas.
Mesin pengering seperi ini paling mahal lima juta rupiah biaya pembuatannya dan bukan merupakan cost center tetapi bisa jadi profit center, seperti halnya traktor tangan unmtuk membajak.
Organisasi tani seperti HKTI, organisasi nelayan seperti HNSI, harus segera memolopori penggunaan mesin pengering ini demi kesejahteraan petani dan nelayan.
Ikan tangkapan yang berlebih dan yang tidak komersial dapat direbus dulu lalu dikeringkan, dapat menjadi tepung ikan yang masih kita impor.
Cabai yang berlebihan diproduksi disuatu tempat yang jauh dari pasar, dapat didehidrasi duu sehingga tahan lama untuk diangkaut ke pasar, bahkan disekspor.
Jagung dapat dikeringkan untuk menghindari penjamuaran yang mengakibatkan racun.
Para petani dan nelayan, selamat membebaskan diri dari ketergantungan terhadap matahari dan segera beralih ke mesin pengering dengan investasi yang murah dan teknologi yang sederhana sehingga dapat dibuat di seluruh perosok tanah air.
Bangsa kita mayoritas berprofesi sebagai petani dan nelayan, diakibatkan oleh karena kita belum melaksanakan revolusi industri seperti negara maju.
Namun kita sudah dapat melaksanakan revolusi tahap awal seperti yang terjadi di Inggeris pada pertengahan abad XVIII, yaitu merubah ketergantungan kegiatan ekonomi dari penggunaan tanaga yang disediakan oleh alam seperti tenaga air, panas matahari, tenaga hewan, tenaga manusia, menjadi ketergantungan terhadap tenaga buatan manusia yaitu mesin dalam hal ini adalah mesin uap.
Hal ini dapat terjadi di Inggeris dan Eropa umumnya karena dorongan semangat untuk menaklukan alam.
Semangat ini menghasilkan sebuah mindset, bahwa pekerjaan yang dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia dibantu tenaga alam sudah harus diganti dengan tenaga buatan manusia yaitu mesin demi peningkatan prodiktivitas.
Kita yang belum melaksanakan revolusi industri, masih setia menggantungkan kegiatan ekonomi kita pada tenaga dan belum menukar mindset kita menjadi ketergantungan terhadap mesin, sehingga produktivitas kita masih rendah.
Dengan merubah ketergantungan ini, kita telah memulai sebuah revolusi industri walaupun masih dalam tahap awal.
Sebagai ilustrasi dari kehebatan mesin dibandingkan dengan tenaga manusia, manusia tidak bisa terbang, tetapi mesin buatan manusia dapat menerbangkan ratusan manusia sekaligus.
Salah satu contoh penggunaan mesin yang sederhana tetapi dapat mencegah pemborosan malah dapat dijadikan usaha peningkatan pendapatan adalah proses pengeringan.
Kebiasaan masyrakat kita kalau ingi mengeringkan sesuatu produk, terpaku dalam menggunakan panas matahari. Hasil pertanian, perkebunan dan perikanan selalu dikeringkan dengan sinar matahari. Celakanya jika sinar matahari tidak muncul, banyak hasil pertanian, perkebunan dan perikanan menjadi busuk yang berarti kerugian besar. Dapat dibayangkan berapa juta ton padi dan produk pertanian lainnya yang rusak karena tidak kering. Berapa banyak ikan yang menjadi busuk karena tidak dapat dikeringkan dan berapa juta ton produk perkebunan yang mutunya rendah karena kesalahan proses pengeringan.
Sampai saat ini kerugian besar ini masih kita pandang sebagai nasib yang tidak dapat dirobah karena kita belum merobah mindaset kita yang sudah kedaluwarsa.
Proses pengeringan banyak ditentukan oleh tiupan angin pada permukaan barang yang akan dikeringkan. Makin banyak angin yang ditiupkan dan makin tinggi kecepatannya, makin cepatlah proses pengeringan itu. Kartena dalam proses ini terjadi penguapan, maka barang yang dikeringkan akan turun suhunya sehingga menyulitkan pengapan. Untuk mengatasi penurunan suhu ini, angin yang ditiupkan harus dipanasi.
Cara kerjanya adalah dengan menggunakan kipas angin besar dan ditiupkan kearah produk yang akan dikeringkan dengan melewatkannya terlebih dahulu kedalam sebuah radiator air panas.
Mesin pengering seperi ini paling mahal lima juta rupiah biaya pembuatannya dan bukan merupakan cost center tetapi bisa jadi profit center, seperti halnya traktor tangan unmtuk membajak.
Organisasi tani seperti HKTI, organisasi nelayan seperti HNSI, harus segera memolopori penggunaan mesin pengering ini demi kesejahteraan petani dan nelayan.
Ikan tangkapan yang berlebih dan yang tidak komersial dapat direbus dulu lalu dikeringkan, dapat menjadi tepung ikan yang masih kita impor.
Cabai yang berlebihan diproduksi disuatu tempat yang jauh dari pasar, dapat didehidrasi duu sehingga tahan lama untuk diangkaut ke pasar, bahkan disekspor.
Jagung dapat dikeringkan untuk menghindari penjamuaran yang mengakibatkan racun.
Para petani dan nelayan, selamat membebaskan diri dari ketergantungan terhadap matahari dan segera beralih ke mesin pengering dengan investasi yang murah dan teknologi yang sederhana sehingga dapat dibuat di seluruh perosok tanah air.
29 Februari 2008
PM Jepang Yashuo Fukuda merasa ngeri pada buruh kita
Pada harian Kompas hari ini, ada berita tentang kengerian PM Jepang terhadap sikap buruh kita, yang diutarakan sewaktu menerima Wapres Yusuf Kalla.
Gerakan buruh kita adalah merupakan konsekwensi logis dari sistim industri kita yang masih bersifat kapitalistik meniru industri barat, dimana hubungan buruh majikan mengandung pertentangan kepentingan (antagonistik) dimana majikan yang melihat pendapatan buruh sebagai biaya yang harus ditekan agar memperoleh keuntungan yang optimal sedangkan pihak buruh melihat bahwa gaji mereka adalah biaya hidup yang kalau boleh setinggi mungkin. Untuk menghadapi majikan yang kuat posisinya, maka kaum buruh harus bersatu agar posisi berunding bisa seimbang. Pertentangan kepentingan ini memakan energi yang cukup besar.
Sejak Perang Dunia II selesai, Jepang merevisi paradigma barat yang materialistik menjadi paradigma pro kemanusiaan dalam pelaksanaan industri mereka.
Demi peri kemanusiaan buruh dan majikan yang sama sama manusia tidak pantas bertentangan dan sebaiknya bersinergi. Ini tercermin pada hubungan buruh-majikan yang tidak lagi bertentangan dalam kepentingan tetapi bersinergi. Buruh dan majikan bergandengan tangan mengusahakan kemajuan usaha dan hasilnya dibagi sesuai dengan kesepakatan. Hubungan perburuhan semacam ini menghasilkan gerakan buruh yang berbasis perusahaan karena kaum buruh berkepentingan memajukan perusahaan tempat mereka bekerja. Ini merupakan salah satu penyebab keunggulan industri Jepang dari industri barat
Disinilah perbedaan yang menyolok antara dua sistim perburuhan. saehingga tidak heran jika Perdana Menteri Fukuda merasa ngeri dengan sepak terjang buruh kita, sebab kondisi jahiliah seperti ini telah lama mereka tinggalkan.
Apa yang harus kita lakukan menghadapi situasi seperti ini?
Kita, setelah belajar dari revisi industri Jepang yang menghasilkan kemjuan yang sangat pesat, sebagai bangsa timur harus segera merevisi falsafah industri kita dari falsafah industri sekarang yang kapitalistik menjadi industri yang berperi kemanusiaan yang tinggi.
Kita perlu melakukan revolusi industri mulai dari merubah cara berproduksi handicraft menjadi
cara berproduksi secara manufaktur dan merobah falsafah industri dari falsafah kapitaklistik menjadi falsafah industri yang humanistik.
Mengingat bahwa penduduk kita 88% beragama Islam, sebaiknya pendekatan yang dipilih adalah Industri Manufaktur Berbasis Syariah, yang kompatibel dengan sistim industri Jepang.
Gerakan buruh kita adalah merupakan konsekwensi logis dari sistim industri kita yang masih bersifat kapitalistik meniru industri barat, dimana hubungan buruh majikan mengandung pertentangan kepentingan (antagonistik) dimana majikan yang melihat pendapatan buruh sebagai biaya yang harus ditekan agar memperoleh keuntungan yang optimal sedangkan pihak buruh melihat bahwa gaji mereka adalah biaya hidup yang kalau boleh setinggi mungkin. Untuk menghadapi majikan yang kuat posisinya, maka kaum buruh harus bersatu agar posisi berunding bisa seimbang. Pertentangan kepentingan ini memakan energi yang cukup besar.
Sejak Perang Dunia II selesai, Jepang merevisi paradigma barat yang materialistik menjadi paradigma pro kemanusiaan dalam pelaksanaan industri mereka.
Demi peri kemanusiaan buruh dan majikan yang sama sama manusia tidak pantas bertentangan dan sebaiknya bersinergi. Ini tercermin pada hubungan buruh-majikan yang tidak lagi bertentangan dalam kepentingan tetapi bersinergi. Buruh dan majikan bergandengan tangan mengusahakan kemajuan usaha dan hasilnya dibagi sesuai dengan kesepakatan. Hubungan perburuhan semacam ini menghasilkan gerakan buruh yang berbasis perusahaan karena kaum buruh berkepentingan memajukan perusahaan tempat mereka bekerja. Ini merupakan salah satu penyebab keunggulan industri Jepang dari industri barat
Disinilah perbedaan yang menyolok antara dua sistim perburuhan. saehingga tidak heran jika Perdana Menteri Fukuda merasa ngeri dengan sepak terjang buruh kita, sebab kondisi jahiliah seperti ini telah lama mereka tinggalkan.
Apa yang harus kita lakukan menghadapi situasi seperti ini?
Kita, setelah belajar dari revisi industri Jepang yang menghasilkan kemjuan yang sangat pesat, sebagai bangsa timur harus segera merevisi falsafah industri kita dari falsafah industri sekarang yang kapitalistik menjadi industri yang berperi kemanusiaan yang tinggi.
Kita perlu melakukan revolusi industri mulai dari merubah cara berproduksi handicraft menjadi
cara berproduksi secara manufaktur dan merobah falsafah industri dari falsafah kapitaklistik menjadi falsafah industri yang humanistik.
Mengingat bahwa penduduk kita 88% beragama Islam, sebaiknya pendekatan yang dipilih adalah Industri Manufaktur Berbasis Syariah, yang kompatibel dengan sistim industri Jepang.
Perdana Menteri Jepang ngeri terhadap buruh Indonesia.
Hari ini di harian Kompas ada berita bahwa PM Jepang menyatakan kepada Wapres Kalla bahwa dia merasa ngeri terhadap sikap buruh Indonesia. Ini merupakan bukti bahwa industri kita tidak kompatibel dengan industri dunia terutama dengan Jepang. Organisasi buruh di Indonesia merupakan perpanjangan dari gerakan buruh international dimana ada pertentangan kelas antara buruh dan majikan. Majikan pada sistim kapitalis adalah para kapitalis yang tujuannya adalah memupuk kekayaan sebanyak banyaknya sehingga pendapatan buruh dianggap sebagai bagian biaya yang harus ditekan bila harus untung besar, sedangkan buat kaum buruh, gaji adalah biaya hidup yang tidak pernah cukup. Kondisi ini menghasilkan pertentangan kepentingan. Untuk menghadapi para kapitalis ini, kaum buruh harus bersatu dalam gerakan yang terorganisir bila berhadapan dengan majikan. Karena kondisi ini berlaku di seluruh dunia, maka dianjurkan kaum buruh membentuk gerakan yang mendunia. Industri Indonesia masih bersifat kapitalistik sehingga menghasilkan organisasi buruh seperti yang ada di negeri barat.
Jepang sejak Perang Dunia II telah merevisi falsafah barat yang materialistik menjadi pro kemanusiaan dalam pelaksanaan industri mereka, sesuai jatidiri bangsa timur. Buruh dan majikan yang sama sama manusia bukan bertentangan tetapi bersinergi. Mereka secara bersama sama memajukan usaha dan hasilnya dibagi sesuai kesepakatan. Sistim perburuhan seperti ini menghasilkan organisasi buruh yang berbasis perusahaan, yang lebih damai dan bersemangat, berbeda dengan kita dimana organisasi buruh bersifat nasional.
Perbedaan sistim inilah yang menyebabkan kondisi perburuhan kita menjadi tidak kompatibel dengan industri Jepang, yang menyebabkan PM Jepang ngeri terhadap kaum buruh Indonesia.
Sudah waktunya kita sebagai bangsa harus merobah paradigma kapitalistik pada industri kita menjadi paradigma sinergis yang sangat cocok dengan budaya timur yang menjunjung tinggi kemanusiaan.
Kita harus melakukan revolusi industri dan merevisi paradigma kapitalistik menjadi paradigma sinergis yang dapat dilaksanakan melalui Industri Manufaktur Berbasis Syariah.
Jepang sejak Perang Dunia II telah merevisi falsafah barat yang materialistik menjadi pro kemanusiaan dalam pelaksanaan industri mereka, sesuai jatidiri bangsa timur. Buruh dan majikan yang sama sama manusia bukan bertentangan tetapi bersinergi. Mereka secara bersama sama memajukan usaha dan hasilnya dibagi sesuai kesepakatan. Sistim perburuhan seperti ini menghasilkan organisasi buruh yang berbasis perusahaan, yang lebih damai dan bersemangat, berbeda dengan kita dimana organisasi buruh bersifat nasional.
Perbedaan sistim inilah yang menyebabkan kondisi perburuhan kita menjadi tidak kompatibel dengan industri Jepang, yang menyebabkan PM Jepang ngeri terhadap kaum buruh Indonesia.
Sudah waktunya kita sebagai bangsa harus merobah paradigma kapitalistik pada industri kita menjadi paradigma sinergis yang sangat cocok dengan budaya timur yang menjunjung tinggi kemanusiaan.
Kita harus melakukan revolusi industri dan merevisi paradigma kapitalistik menjadi paradigma sinergis yang dapat dilaksanakan melalui Industri Manufaktur Berbasis Syariah.
Langganan:
Postingan (Atom)